Menjadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

Sejak pandemi 2 tahun terakhir melanda Indonesia, bahkan beberapa negara lainnya, platform digital berlomba-lomba untuk mengaet penggunanya aktif di media sosial. Hal ini berdampak positif bagi yang bijak memanfaatkan media sosial dan kegiatan internet dengan mencari ilmu, hiburan atau menambah penghasilan.

Menjadi Nasabah Bijak,  Lindungi Diri dari Kejahatan Siber


Sejak tahun 1997 pengguna internet di Indonesia masuk dalam urutan kelima dari berbagai negara. Rata-rata pengguna internet adalah usia di atas 15 tahun. Namun, sejak pandemi yang bermain hp dan internet banyak juga ada usia 7 tahun.

Saat ini kerap terjadi penipuan dan penculikan di media sosial menggunakan berbagai motif, jangan mudah percaya orang yang baru dikenal di media sosial. Untuk itu lindungi diri dengan tidak mudah mengumbar data pribadi di media sosial.

Tingginya pengguna smartphone dan internet ini dipengaruhi oleh:

1. Kebutuhan informasi. Baik informasi pendidikan, kesehatan, wisata, kuliner dan lainnya.

2. Kebutuhan mendekatkan yang jauh, seperti silaturahmi dengan sanak saudara.

3. Sarana pendidikan dan pembelajaran, apalagi sejak pandemi belajar daring menjadi pilihan.

4. Jaringan bisnis yang efektif.

5. sarana komunikasi yang efektif, massal dan penyeberan cepat.

Namun, tingginya mobilitas menggunakan internet, terselip rasa takut data disalah gunakan. Kejahatan siber mulai bermuncullan. Kasus yang pernah ketika seseorang mendapatkan pesan singkat sebagai pemenang lomba dari bank tertentu. Apalagi hadiahnya besar sehingga mengiurkan untuk segera menjalankan syarat pengambilan hadiahnya. Tapi, setelah ditelusuri adalah penipuan. Tak ada hadiah, itu hanya rekayasa seseorang tak bertanggung jawab dalam memanfaatkan data nasabah.

Pernah juga terjadi penipuan dengan bonus daya administrasi. Pelaku melakukan hal berikut :
1. Pelaku menyebarkan pengumuman biaya administrasi palus melalui WA.
2. Pelaku mengaktifkan akun bisnis untuk mengelabui korban.
3. Pelaku menggunakan nama dan foto profil palsu, sepeti mengatasnamakan BRI, misalnya.
4. Pelaku meniru kop surat bank.
5. Pelaku menginformasikan tahapan apabila nasabah tidak ingin dikenakan biaya administrasi.
6. Calon korban memasuki web palsu.
7. Pelaku penipuan menggunakan data-data mengaktivasi pengiriman OTP ke ponsel korban.
8. Mereka meminta OTP dari situs palsu tersebut.
9. Calon korban memasukan OTP dan mengklik tombol benar dan akhirnya pelaku masuk ke akun rekening.
10. Mereka membawa kabur uang korban yang ada di bank.

Modus seperti ini harus diketahui masyarakat agar tidak lagi terulang, apalagi banyak anak-anak remaja yang menjadi korban penipuan. Mereka dapat info dari mana? Nah, salah satunya dari data nasabah. Kok bisa?

Pemanfaatan data nasabah bank dapat saja terjadi, apalagi kalau aktivitas nasabah melakukan transaksi melalui mobile banking atau SMS banking. Kegiatan ini juga menjadi celah untuk melakukan kejahatan siber. Nah, bagaimana sih agar terhindar dari phising?

Tips Mencegah Phising


Phising adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti user id, password dan data-data sensitif lainnya dengan menyamar sebagai orang atau organiasai yang berwenang melalui sebuah email.

Menjadi Nasabah Bijak,  Lindungi Diri dari Kejahatan Siber



1. Selalu periksa alamat website yang diakses merupakan wesbiste resmi.
Nah, Sobat jangan sampai asal buka tautan/link yang dikirimkan.
2. Jangan pernah memberikan user id atau PIN pada orang lain, bahkan staf bank sekalipun.
3. Jangan terpancing melakukan transfer ke rekening dengan tujuan mendapatkan hadiah undian.
4. Jangan terpancing untuk melakukan "sinkronisasi token".
5. Jangan percaya sedang ada upgrade system dan meminta melakukan konfirmasi dengan data pribadi. Jangan reply atau mengklink link yang ada pada email tersebut.
6. Jika sudah terlanjur melakukan reply, segera hubungi call center bank bersangkutan.

Kejahatan siber harus diberantas bersama dengan melakukan usaha pencegahan. Lindungi diri sendiri dengan menjadi nasabah bijak. Untuk itu jadilah penyuluh digital bagi keluarga atau lingkungan di sekitarmu. Jika memiliki tabungan di bank, misalnya Bank BRI, jangan sesekali memberikan PIN ATM atau OTP memasukin mbanking kepada orang lain. Yuk, tetap waspada dan selalu berhati-hati dalam memberikan informasi data pribadi kepada orang lain. Semoga informasi di atas bermanfaat!

Posting Komentar untuk "Menjadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber"